Loading...

Kemendikbud Minta STOP! Permainan "Skip Challenge" Karena Sangat Berbahaya

Kemendikbud Minta STOP! Permainan "Skip Challenge" Karena Sangat Berbahaya - Hallo sahabat CPNS LOWONGAN KERJA BUMN, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kemendikbud Minta STOP! Permainan "Skip Challenge" Karena Sangat Berbahaya, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel BUMN, Artikel CPNS, Artikel LOWONGAN KERJA, Artikel LOWONGAN KERJA PABRIK, Artikel PART TIME, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kemendikbud Minta STOP! Permainan "Skip Challenge" Karena Sangat Berbahaya
link : Kemendikbud Minta STOP! Permainan "Skip Challenge" Karena Sangat Berbahaya

Baca juga


Kemendikbud Minta STOP! Permainan "Skip Challenge" Karena Sangat Berbahaya

Loading...
Ilustrasi

Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemendikbud Sukiman mengatakan, permainan skip challenge atau pass out challenge sangat berbahaya. Permainan dengan cara menekan dada sekeras kerasnya selama beberapa waktu dan menyebabkan anak tersebut kejang dan pingsan bisa menyebabkan kerusakan otak, bahkan kematian.

"Anak-anak menganggap permainan ini sebagai sebuah pengalaman yang menantang. Mereka tidak menyadari bahwa sebetulnya mereka pingsan karena asupan oksigen ke otak terhenti beberapa saat,'' kata Sukiman, saat dihubungi, Jumat (10/3).

Menurut dia, konsumsi utama otak adalah oksigen dan kekurangan asupan oksigen dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak. Kerusakan ini bisa menyebabkan kelumpuhan atau kematian. Sehingga, permainan ini sangat berbahaya.

Oleh karena itu, Sukiman meminta remaja wajib menyetop permainan tersebut dan mencari permainan lain yang menyenangkan dan menyehatkan. Selain itu, pengawasan terhadap potensi perilaku menyimpang dari para siswa tidak cukup oleh guru, tetapi harus melibatkan semua pihak, termasuk siswa.

Sebab, lanjut dia, sesama siswalah yang paling tahu adanya berbagai penyimpangan tersebut, tetapi sering kali mereka tidak ada keberanian untuk mengadu. Mekanisme pengaduan yang aman (perlindungan saksi) perlu dibuat oleh pengelola sekolah, yaitu menerima pengaduan dengan merahasiakan pengadunya. Selanjutnya, pihak sekolah yang harus menindaklanjuti.

''Jadi kalau ada tangkap tangan, pihak sekolah lah yang melakukan. Pengaduan sifatnya hanya sebuah informasi. Di seputar sekolah anak-anak juga sering nongkrong-nongkrong, merokok, dan membuat kegaduhan tanpa ada yang peduli. Ini membutuhkan kerjasama dengan masyarakat lingkungan,'' ujarnya.

Menurut dia, media paling praktis adalah pengaduan via ponsel (SMS/WA). Sekolah perlu menginformasikan nomor ponsel pengaduan kepada masyarakat. Dengan demikian, tidak ada tempat bagi anak-anak untuk melakukan penyimpangan, karena pasti akan ketahuan.

''Terkait dengan sanksi, menurut saya untuk pelanggaran awal biarkan diselesaikan oleh pihak keluarga. Karenanya perlu jalinan komunikasi yang lebih intensif antara pihak sekolah dengan orang tua,'' ujar dia.

*ROL
Ilustrasi

Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemendikbud Sukiman mengatakan, permainan skip challenge atau pass out challenge sangat berbahaya. Permainan dengan cara menekan dada sekeras kerasnya selama beberapa waktu dan menyebabkan anak tersebut kejang dan pingsan bisa menyebabkan kerusakan otak, bahkan kematian.

"Anak-anak menganggap permainan ini sebagai sebuah pengalaman yang menantang. Mereka tidak menyadari bahwa sebetulnya mereka pingsan karena asupan oksigen ke otak terhenti beberapa saat,'' kata Sukiman, saat dihubungi, Jumat (10/3).

Menurut dia, konsumsi utama otak adalah oksigen dan kekurangan asupan oksigen dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak. Kerusakan ini bisa menyebabkan kelumpuhan atau kematian. Sehingga, permainan ini sangat
Loading...
berbahaya.

Oleh karena itu, Sukiman meminta remaja wajib menyetop permainan tersebut dan mencari permainan lain yang menyenangkan dan menyehatkan. Selain itu, pengawasan terhadap potensi perilaku menyimpang dari para siswa tidak cukup oleh guru, tetapi harus melibatkan semua pihak, termasuk siswa.

Sebab, lanjut dia, sesama siswalah yang paling tahu adanya berbagai penyimpangan tersebut, tetapi sering kali mereka tidak ada keberanian untuk mengadu. Mekanisme pengaduan yang aman (perlindungan saksi) perlu dibuat oleh pengelola sekolah, yaitu menerima pengaduan dengan merahasiakan pengadunya. Selanjutnya, pihak sekolah yang harus menindaklanjuti.

''Jadi kalau ada tangkap tangan, pihak sekolah lah yang melakukan. Pengaduan sifatnya hanya sebuah informasi. Di seputar sekolah anak-anak juga sering nongkrong-nongkrong, merokok, dan membuat kegaduhan tanpa ada yang peduli. Ini membutuhkan kerjasama dengan masyarakat lingkungan,'' ujarnya.

Menurut dia, media paling praktis adalah pengaduan via ponsel (SMS/WA). Sekolah perlu menginformasikan nomor ponsel pengaduan kepada masyarakat. Dengan demikian, tidak ada tempat bagi anak-anak untuk melakukan penyimpangan, karena pasti akan ketahuan.

''Terkait dengan sanksi, menurut saya untuk pelanggaran awal biarkan diselesaikan oleh pihak keluarga. Karenanya perlu jalinan komunikasi yang lebih intensif antara pihak sekolah dengan orang tua,'' ujar dia.

*ROL


Demikianlah Artikel Kemendikbud Minta STOP! Permainan "Skip Challenge" Karena Sangat Berbahaya

Sekianlah artikel Kemendikbud Minta STOP! Permainan "Skip Challenge" Karena Sangat Berbahaya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kemendikbud Minta STOP! Permainan "Skip Challenge" Karena Sangat Berbahaya dengan alamat link https://cpns-lowongankerjabumn.blogspot.com/2017/03/kemendikbud-minta-stop-permainan-skip.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Kemendikbud Minta STOP! Permainan "Skip Challenge" Karena Sangat Berbahaya"

Posting Komentar

Loading...